★★★ Cek Pajak Kendaraan Bermotor Region Jawa Barat Secara Online ★★★

 DMCA  Protected 


Kata Tanya Yang Digunakan Dalam Perumusan Masalah Karya Ilmiah Yaitu ???

Daftar Isi [Tampil]

m.satuppiston.com – Assalamu’alaikum. Kembali lagi pada artikel kami. Kali ini kita akan membahas mengenai kata tanya yang digunakan dalam perumusan masalah karya ilmiah.

 

Karya ilmiah adalah salah satu karya yang baku, ini meliputi beberapa hal seperti jurnal, artikel ilmiah, skripsi, tesis, dan lain sebagainya.

 

Saat mendalami metode penelitian, biasanya salah satu hal yang cukup penting adalah mencari masalah serta merumuskannya agar lebih spesifik lagi.

 

Dalam penulisannya, perumusan masalah sering dituliskan dengan kata tanya. Kata tanya pun memiliki beberapa model yang salah satunya seperti di mana, kenapa, bagaimana, siapa, dan lain sebagainya.

 

Lalu, kata tanya yang digunakan dalam perumusan suatu masalah di karya ilmiah ini seperti apa?

 

Kata Tanya Yang Digunakan Dalam Perumusan Masalah Karya Ilmiah

Kata tanya yang digunakan dalam perumusan masalah karya ilmiah yaitu bagaimana dan mengapa atau kadang diganti dengan kenapa. Salah satu alasan kenapa pengunaan “mengapa” dan “bagaimana” sering digunakan adalah karena alasan karakterisitik dari perumusan masalah yang harus padat dan jelas.

 

Dalam praktiknya, perumusan masalah ini akan dibarengi dengan pembatasan masalah agar masalah yang dibahas bisa lebih sempit dan tidak melebar.

 

Dalam penelitian secara kualitatif, rumusan masalah ini pun diganti dengan “kata lain” yakni pertanyaan penelitian.

 

Kenapa Karya Ilmiah Membahas Masalah?

Kata Tanya Yang Digunakan Dalam Perumusan Masalah Karya Ilmiah Yaitu ???

Mungkin ada pertanyaan di antara kita mengapa sih karya ilmiah ini harus mencari masalah, membahas masalah, serta menyimpulkan masalah?

 

Salah satu tujuannya adalah guna mencari solusi sebaik mungkin dari masalah yang tengah di bahas.

 

Meski terlihat sepele, namun tidak mudah untuk menemukan suatu masalah yang benar relevan dan mudah untuk digali.

 

Faktanya, banyak akademisi yang sering “stuck” saat mencari masalah yang hendak dibahas. Tentu saja, mencari masalah ini harus dilakukan dengan objektif dan bersumber dari referensi yang kaya.

 

Proses Perumusan Masalah

Dalam segi proses, perumusan masalah selalu diawali dengan latar belakang masalah. Jadi rumusan masalah tidak mungkin muncul tanpa ada latar belakangnya.

 

Misal mengenai game online yang begitu pesat perkembangannya hingga banyak dimainkan oleh orang-orang.

 

Di sini, kita bisa merinci pada pertanyaan “mengapa game online bisa berkembang secara pesat?” hingga “bagaimana game online bisa memicu kecanduan pada pemainnya?”.

 

Setelah perumusan masalah, biasanya akan ada bagian tujuan serta manfaat dari buatnya suatu karya ilmiah.

 

Dan biasanya bagian-bagian di atas ada di bagian BAB 1, sedangkan BAB berikutnya sering mengacu pada banyaknya rujukan hingga referensi mengenai teori yang mendukung mengenai masalah yang tengah dibahas.

 

Pada karya ilmiah dengan skala yang kecil, tak jarang setelah BAB kajian teori akan langsung ke proses pembahasaan atau bahkan bagian kesimpulan.

 

Sedangkan untuk karya ilmiah lain seperti Skripsi, bagian BAB setelah kajian teori biasanya adalah proses pengolahan data, kemudian dilanjut bagian BAB pembahasaan, dan diakhiri dengan bagian BAB penutup atau kesimpulan.

 

Artikel ini kami cukupkan sampai di sini, akhir kata semoga bermanfaat dan sampai jumpa.

Wassalamu’alaikum.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

 ⚠ Iklan ⚠ 

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

 ⚠ Iklan  ⚠ 


Artikel Lainnya