Kata Tanya Yang Digunakan Dalam Perumusan Masalah Karya Ilmiah Yaitu ???
m.satuppiston.com – Assalamu’alaikum. Kembali lagi pada artikel kami. Kali ini kita akan membahas mengenai kata tanya yang digunakan dalam perumusan masalah karya ilmiah.
Karya ilmiah adalah
salah satu karya yang baku, ini meliputi beberapa hal seperti jurnal, artikel
ilmiah, skripsi, tesis, dan lain sebagainya.
Saat mendalami metode
penelitian, biasanya salah satu hal yang cukup penting adalah mencari masalah
serta merumuskannya agar lebih spesifik lagi.
Dalam penulisannya,
perumusan masalah sering dituliskan dengan kata tanya. Kata tanya pun memiliki
beberapa model yang salah satunya seperti di mana, kenapa, bagaimana, siapa,
dan lain sebagainya.
Lalu, kata tanya yang
digunakan dalam perumusan suatu masalah di karya ilmiah ini seperti apa?
Kata Tanya Yang Digunakan Dalam Perumusan Masalah Karya Ilmiah
Kata tanya yang digunakan dalam perumusan
masalah karya ilmiah yaitu
bagaimana dan mengapa atau kadang diganti dengan kenapa. Salah satu alasan
kenapa pengunaan “mengapa” dan “bagaimana” sering digunakan adalah karena
alasan karakterisitik dari perumusan masalah yang harus padat dan jelas.
Dalam praktiknya, perumusan
masalah ini akan dibarengi dengan pembatasan masalah agar masalah yang dibahas
bisa lebih sempit dan tidak melebar.
Dalam penelitian
secara kualitatif, rumusan masalah ini pun diganti dengan “kata lain” yakni
pertanyaan penelitian.
Kenapa Karya Ilmiah Membahas Masalah?
Mungkin ada pertanyaan
di antara kita mengapa sih karya ilmiah ini harus mencari masalah, membahas
masalah, serta menyimpulkan masalah?
Salah satu tujuannya
adalah guna mencari solusi sebaik mungkin dari masalah yang tengah di bahas.
Meski terlihat sepele,
namun tidak mudah untuk menemukan suatu masalah yang benar relevan dan mudah
untuk digali.
Faktanya, banyak
akademisi yang sering “stuck” saat mencari masalah yang hendak dibahas. Tentu
saja, mencari masalah ini harus dilakukan dengan objektif dan bersumber dari
referensi yang kaya.
Proses Perumusan Masalah
Dalam segi proses,
perumusan masalah selalu diawali dengan latar belakang masalah. Jadi rumusan
masalah tidak mungkin muncul tanpa ada latar belakangnya.
Misal mengenai game
online yang begitu pesat perkembangannya hingga banyak dimainkan oleh
orang-orang.
Di sini, kita bisa
merinci pada pertanyaan “mengapa game online bisa berkembang secara pesat?”
hingga “bagaimana game online bisa memicu kecanduan pada pemainnya?”.
Setelah perumusan
masalah, biasanya akan ada bagian tujuan serta manfaat dari buatnya suatu karya
ilmiah.
Dan biasanya
bagian-bagian di atas ada di bagian BAB 1, sedangkan BAB berikutnya sering
mengacu pada banyaknya rujukan hingga referensi mengenai teori yang mendukung
mengenai masalah yang tengah dibahas.
Pada karya ilmiah
dengan skala yang kecil, tak jarang setelah BAB kajian teori akan langsung ke
proses pembahasaan atau bahkan bagian kesimpulan.
Sedangkan untuk karya
ilmiah lain seperti Skripsi, bagian BAB setelah kajian teori biasanya adalah
proses pengolahan data, kemudian dilanjut bagian BAB pembahasaan, dan diakhiri
dengan bagian BAB penutup atau kesimpulan.
Artikel ini kami
cukupkan sampai di sini, akhir kata semoga bermanfaat dan sampai jumpa.
Wassalamu’alaikum.