Ini Genre Film yang Paling Sukses Secara Global, Horror atau Aksi? Simak Data Lengkapnya
![]() |
Ilustrasi. Sumber: Pixabay/ sampane |
https://ngefilm.id - Persaingan genre film horror dan aksi dalam meraih kesuksesan global terus menarik perhatian pengamat industri hiburan.
Dua genre ini menjadi pilihan utama banyak studio besar dalam merancang proyek-proyek ambisius untuk pasar internasional.
Namun, di tengah dominasi film-film blockbuster, muncul pertanyaan mendasar: genre mana yang sebenarnya paling sukses di dunia?
Berdasarkan data dari berbagai platform analisis film, genre aksi masih memegang posisi tertinggi dalam hal pendapatan box office global.
Film-film aksi sering kali menjadi andalan studio besar karena kemampuannya menjangkau pasar internasional tanpa terlalu bergantung pada dialog.
Visual spektakuler, ledakan dramatis, serta tema universal seperti pertarungan antara kebaikan dan kejahatan membuat film aksi mudah diterima di berbagai budaya.
Kesuksesan film aksi seperti Avengers: Endgame, Fast & Furious, hingga Top Gun: Maverick menunjukkan konsistensi genre ini dalam mencetak rekor pemasukan.
Tidak hanya dari segi pendapatan, film aksi juga mendominasi dalam hal investasi produksi.
Studio rela menggelontorkan anggaran ratusan juta dolar untuk menciptakan pengalaman sinematik yang megah.
Dengan marketing global yang masif dan jajaran aktor papan atas, film aksi mampu menciptakan buzz di media sosial hingga menarik perhatian publik bahkan sebelum dirilis.
Di sisi lain, genre horror memiliki kekuatan tersendiri meski dari sisi pendapatan tidak setinggi film aksi.
Film horror cenderung diproduksi dengan anggaran rendah, namun memiliki rasio keuntungan yang sangat tinggi.
Contoh nyata adalah film seperti The Blair Witch Project, Paranormal Activity, dan The Conjuring yang meraih pendapatan berkali-kali lipat dari biaya produksinya.
Genre ini juga memiliki komunitas penggemar yang loyal dan terus berkembang.
Meski tidak selalu mencetak angka fantastis di box office global, film horror kerap menjadi perbincangan panjang dan memiliki umur tayang lebih panjang dalam format digital maupun televisi.
Faktor psikologis dan pendekatan naratif yang lebih intim membuat genre horror memiliki daya tarik yang berbeda.
Ketegangan, rasa takut, dan elemen kejutan menciptakan pengalaman yang personal dan mendalam bagi penonton.
Itu sebabnya banyak film horror yang kemudian dianggap cult classic dan dikenang jauh setelah masa rilisnya berakhir.
Dari perspektif distribusi, film aksi lebih mudah menembus pasar global karena tema dan visualnya yang tidak terlalu bergantung pada latar budaya tertentu.
Sementara film horror sering kali menghadirkan elemen lokal atau kepercayaan budaya yang tidak selalu mudah dipahami oleh penonton lintas negara.
Namun hal ini mulai berubah dengan munculnya film horror Asia seperti Train to Busan atau The Medium yang sukses di pasar internasional.
Faktor lain yang tak bisa diabaikan adalah strategi pemasaran.
Film aksi umumnya didukung oleh promosi besar-besaran dan jadwal rilis serentak di berbagai negara.
Sementara film horror lebih mengandalkan ulasan positif, buzz dari festival film, dan rekomendasi organik antarpenonton.
Meskipun demikian, dalam lima tahun terakhir, tren penonton global menunjukkan adanya peningkatan ketertarikan terhadap film horror dengan pendekatan baru.
Subgenre seperti psychological horror dan horror-thriller mendapatkan tempat khusus di hati penonton dewasa.
Hal ini membuka ruang bagi sineas untuk lebih bereksperimen dalam bercerita.
Dari sisi penghargaan, film horror kerap kurang mendapat pengakuan di ajang-ajang besar seperti Academy Awards dibanding film aksi atau drama.
Namun, beberapa karya seperti Get Out dan Hereditary berhasil mematahkan stigma tersebut dan membuka jalan bagi horor berkualitas tinggi untuk masuk nominasi bergengsi.
Bagi studio film, pertimbangan bisnis tetap menjadi acuan utama.
Film aksi dengan pendapatan ratusan juta dolar dari pasar global jelas lebih menguntungkan secara langsung.
Namun, dari sisi investasi jangka panjang dan keuntungan bersih, film horror menawarkan potensi yang tidak bisa diabaikan.
Jika ditilik dari popularitas dalam platform streaming, film horror bahkan memiliki performa yang sangat stabil.
Pengguna cenderung menonton film horror berulang kali dan berbagi pengalaman melalui media sosial, menciptakan tren yang viral.
Ini adalah kekuatan tak terlihat yang turut menyumbang pada kesuksesan genre ini secara keseluruhan.
Dengan perkembangan teknologi dan ekspektasi penonton yang terus berubah, masa depan kedua genre ini pun semakin menarik untuk diikuti.
Baik aksi maupun horror memiliki kekuatan masing-masing dalam menjangkau emosi penonton dan menciptakan pengalaman sinematik yang berkesan.
Kesimpulannya, genre aksi masih menjadi juara dalam hal pendapatan dan jangkauan global, namun horror adalah genre yang paling menjanjikan dari sisi ROI dan loyalitas penonton.
Keduanya saling melengkapi dalam ekosistem industri film dunia yang dinamis dan penuh kejutan.***