Apa Nama Musik dalam Film? Apa Perbedaan Backsound dan Soundtrack?
![]() |
Ilustrasi. Sumber: Pixabay/ Olga1205 |
m.satupiston.com - Kali ini, mari menggali musik dalam film. Musik dalam film memegang peranan penting dalam membangun emosi dan memperkuat cerita yang disajikan di layar.
Saat menonton film, tak jarang penonton terbawa suasana berkat lantunan musik yang mengiringi adegan demi adegan. Bahkan, tak jarang banyak langsung mencari judul musik tersebut di musikonline.
Namun, banyak yang belum memahami bahwa ada perbedaan signifikan antara backsound dan soundtrack dalam dunia perfilman.
Keduanya memang terdengar mirip dan sering kali digunakan secara bergantian dalam percakapan awam.
Namun secara teknis, keduanya memiliki fungsi dan karakteristik yang sangat berbeda dalam konstruksi audio visual sebuah film.
Pemahaman terhadap istilah ini bukan hanya penting bagi pekerja industri film, tetapi juga bermanfaat bagi penonton agar bisa lebih mengapresiasi karya sinematik secara utuh.
Musik dalam film secara umum terbagi ke dalam beberapa kategori, di antaranya adalah backsound dan soundtrack.
Backsound atau disebut juga sebagai musik latar adalah jenis musik yang biasanya tidak memiliki lirik, dimainkan secara halus, dan digunakan untuk membangun atmosfer atau emosi dalam sebuah adegan.
Musik ini sering kali tidak terlalu menonjol dan bahkan mungkin tidak disadari secara langsung oleh penonton, tetapi dampaknya terasa secara emosional.
Contohnya adalah suara senar yang perlahan meningkat saat karakter utama mengalami ketegangan atau kejutan.
Fungsi utama dari backsound adalah memperkuat narasi visual tanpa mengalihkan perhatian penonton dari dialog atau aksi di layar.
Backsound juga membantu memperjelas konteks emosional sebuah adegan, seperti ketegangan, kebahagiaan, atau kesedihan.
Sementara itu, soundtrack merupakan musik yang biasanya terdiri dari lagu-lagu lengkap, bisa dengan vokal maupun tanpa, dan secara eksplisit dikaitkan dengan film tersebut.
Soundtrack sering kali diproduksi khusus untuk film atau dipilih dari lagu yang sudah ada untuk menjadi bagian dari promosi dan identitas film.
Beberapa film bahkan terkenal karena pilihan soundtrack-nya yang ikonik dan membekas dalam ingatan penonton, seperti "My Heart Will Go On" dari film Titanic.
Soundtrack bisa dinikmati secara terpisah dari film dan biasanya dirilis dalam bentuk album resmi.
Soundtrack juga berperan penting dalam pemasaran film karena dapat memperluas jangkauan promosi ke industri musik.
Berbeda dari backsound yang lebih bersifat fungsional untuk adegan, soundtrack bisa berdiri sendiri sebagai karya musik dan memiliki nilai komersial tersendiri.
Dalam praktik produksi film, penentuan penggunaan backsound dan soundtrack dilakukan oleh komposer film dan sutradara melalui diskusi mendalam mengenai nuansa yang ingin dicapai dalam setiap bagian film.
Backsound biasanya dikomposisikan secara orisinal oleh komposer film untuk disesuaikan secara tepat dengan setiap adegan.
Sementara itu, pemilihan soundtrack bisa melalui proses lisensi dari musisi atau label rekaman, tergantung pada kebutuhannya.
Beberapa film bahkan menggabungkan kedua elemen ini secara harmonis, dengan menggunakan backsound untuk sebagian besar narasi dan menyisipkan soundtrack di momen-momen kunci yang ingin lebih ditegaskan.
Dalam konteks industri kreatif, perbedaan ini juga memengaruhi aspek legal dan komersial.
Backsound umumnya menjadi hak milik produksi film dan tidak dirilis secara publik, kecuali dalam bentuk original score.
Sedangkan soundtrack memiliki jalur distribusi tersendiri dan bisa mendulang pendapatan dari platform streaming musik atau penjualan fisik.
Tidak jarang, soundtrack sukses menciptakan popularitas yang membantu meningkatkan daya tarik film itu sendiri di mata publik.
Penting pula untuk dicatat bahwa dalam beberapa film, ada pula istilah original score yang sering kali tumpang tindih dengan backsound.
Original score adalah komposisi musik orisinal yang dibuat khusus untuk film, dan bisa terdiri dari backsound maupun tema utama film.
Original score kadang dirilis dalam bentuk album instrumental, dan menjadi identitas kuat dari film tersebut.
Dalam film-film besar, penonton bisa mendengar kombinasi backsound instrumental sepanjang narasi dan soundtrack vokal pada bagian pembuka atau penutup.
Pemahaman tentang musik dalam film akan membantu penonton lebih kritis dan apresiatif terhadap proses kreatif di balik layar.
Mengetahui fungsi dan perbedaan antara backsound dan soundtrack dapat membuka wawasan bahwa musik bukan sekadar hiasan, melainkan bagian penting dari storytelling sinematik.
Dalam era digital saat ini, banyak penonton yang mulai tertarik menggali lebih jauh soal elemen produksi film, termasuk detail soal musik yang mengiringi.
Fenomena ini memperlihatkan bahwa edukasi film sudah menjadi bagian dari budaya populer yang terus berkembang.
Dengan demikian, baik penikmat film maupun pembuat konten di era digital kini memiliki kesempatan lebih besar untuk memahami dan mengapresiasi elemen teknis seperti musik dalam film secara lebih mendalam.
Pemahaman tersebut bukan hanya memperkaya pengalaman menonton, tetapi juga dapat menjadi inspirasi bagi para kreator muda yang ingin terjun ke dunia perfilman.***